Ironis memang, rasa kesal muncul saat macet. Ayah lelah, dan satu
sama lain sibuk sendiri. Padahal mereka berada dalam satu mobil yang
artinya punya jarak sangat berdekatan.
Roslina Verauli, psikolog
yang hadir dalam acara Castrol Magnatec Stop-Start Family Fest, di
Jakarta, mengatakan kondisi macet memang kerap tidak bisa dihindari.
Namun orang tua dalam hal ini sebaiknya menjadi orang yang kreatif untuk
memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga pada kondisi seperti
ini.
Ada tiga hal yang menjadi "obat" saat menghadapi kondisi macet, yakni kegiatan yang sederhana, fun, dan semua terlibat.
"Macet
adalah stresor (penyebab stres). Kita harus jadi orang tua yang
kreatif. Kita harus membangun quality time bersama keluarga. Ada tiga
hal yang sederhana saja. Punya kegiatan sederhana, yang penting
menyenangkan, dan dilakukan bersama-sama. Sederhana, fun, dan semua
terlibat," ujar Rosalina.
"Kalau diam-diaman saja, antar-anggota
keluarga jadi kayak orang asing di dalam mobil. Kegiatan sederhana itu,
nyanyi sama-sama, cerita sama-sama," tambahnya.
Berada dalam satu
mobil juga memungkin satu sama lain untuk saling menyentuh. Dengan
sentuhan, ikatan di antara anggota keluarga pun terbangun.
"Jarak
ini adalah jarak yang tepat untuk membangun keakraban. Dengannya, Anda
bisa saling menyentuh, menyentuh pasangan Anda. Bukan raba-raba. Tapi
tunjukkan rasa sayang, pijat-pijat sayang. Ngobrol dengan anak-anak,
saling kontak mata, itu intim loh," ujarnya.
"Misalnya nyanyi di
sini senang, di sana senang, atau nyanyi sambil permainan. If you happy
and you khow it say horee, 'horee...' If you happy and you khow it Touch
mama, 'mama' (sambil sentuh mama)," tambahnya.
Selain bermain,
bercerita pun bisa dilakukan dengan menggunakan kata "kita". Tujuannya
agar satu sama lain dengan demikian jadi merasa terlibat atau
dilibatkan.
"Lewat cerita. Ceritanya tidak lagi pakai aku, gue,
tetapi pakai kata 'kita'. (Misalnya) "Eh kita nanti (pergi ke mana.
bikin apa, dsb)".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar